Bitung, Sulut | Mediatnipolri.com — Bayangkan Anda berada di atas kapal yang berlayar selama 15 jam tanpa makanan atau camilan yang layak. Itulah yang dialami oleh KT, seorang penumpang biasa yang menggunakan Kapal Narlente Woba dari Ternate ke Bitung. Sementara penumpang lain yang membawa kendaraan besar menikmati makanan dan minuman, KT dan penumpang biasa lainnya harus puasa tanpa asupan memadai. Rabu, 6 Agustus 2025.
KT merasa kesal dan kecewa dengan kebijakan ini. Ketika ia mempertanyakan kepada kru kapal, jawabannya justru semakin mengecewakan. “Hanya penumpang truk yang berhak mendapatkan makanan,” kata kru kapal. KT merasa bahwa kebijakan ini sangat tidak adil dan tidak manusiawi.
Penumpang biasa seperti KT terpaksa membeli makanan di kantin kapal dengan harga yang mahal. KT mengaku hanya membawa uang pas-pasan dan tidak memiliki sisa uang untuk membeli makanan selama perjalanan. Ia merasa sangat lapar dan lelah selama perjalanan.
KT berharap ASDP sebagai operator kapal pemerintah dapat memperbaiki layanan ini. Ia berharap ada jatah makan minimal makanan ringan untuk penumpang biasa. Dengan demikian, penumpang dapat merasa lebih nyaman dan aman selama perjalanan.
Perbandingan dengan kapal swasta juga dilakukan oleh KT. Ia merasa bahwa ASDP sebagai BUMN seharusnya memberikan pelayanan yang setara kepada seluruh penumpang. KT berharap ada perubahan kebijakan yang lebih baik untuk penumpang biasa.
Dengan adanya keluhan ini, publik berharap ada evaluasi menyeluruh untuk memastikan kenyamanan dan keadilan pelayanan bagi seluruh penumpang kapal. ASDP Indonesia Ferry sebagai BUMN diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan memberikan perhatian lebih kepada penumpang.
Semoga pengalaman KT dapat menjadi pelajaran bagi ASDP Indonesia Ferry untuk memperbaiki layanan dan meningkatkan kepuasan penumpang.