Dua Siswi SMK Sehati Diduga Dipersulit Ikut Ujian, Diminta Naik Turun Kantor Kesiswaan Berulang Kali

Dua Siswi SMK Sehati Diduga Dipersulit Ikut Ujian, Diminta Naik Turun Kantor Kesiswaan Berulang Kali

Spread the love

Karawang, MEDIATNIPOLRI.COM — 13 juni 2025.-Dua siswi SMK Sehati Karawang, Diana Tresna dan Diani Tresna, mengaku mengalami perlakuan yang menyulitkan saat hendak mengikuti ujian sekolah. Keduanya harus menjalani proses berbelit dan bolak-balik ke kantor kesiswaan hanya untuk mendapatkan kartu ujian, yang seharusnya dapat diakses lebih mudah oleh siswa.

Menurut pengakuan mereka, pada hari pertama ujian, keduanya sudah berinisiatif datang lebih awal agar suasana sepi dan tidak menimbulkan rasa malu ketika hendak mengambil kartu ujian. Namun, bukannya dimudahkan, mereka justru diminta untuk terlebih dahulu naik ke bagian Tata Usaha (TU), lalu diarahkan kembali ke kesiswaan untuk pengecekan ulang. Proses ini berulang hingga tiga kali, membuat mereka merasa dipermainkan dan seperti “bola” yang dilempar ke sana kemari.

“Waktu itu kami datang pagi-pagi supaya sepi, tapi tetap disuruh naik turun. Katanya harus dicek dulu, lalu balik lagi karena masih rame. Pas naik lagi, malah belum bisa juga, katanya harus ada kue tart dulu baru bisa dikasih kartu,” ujar salah satu siswi.

Selain itu, keluhan juga muncul terkait akses akun untuk ujian yang menggunakan sistem berbasis NISN (Nomor Induk Siswa Nasional). Seringkali akun mereka tidak ditemukan, dan ketika hal tersebut terjadi, mereka harus kembali naik ke atas untuk meminta kartu sementara. Akses internet di sekolah yang lambat juga memperburuk keadaan, hingga beberapa kali mereka ketinggalan waktu ujian.

“Kalau akun kita tidak ditemukan, kita harus lapor ke pengawas, tapi seringnya disuruh balik lagi ke kesiswaan. Sementara siswa lain yang sudah lunas SPP-nya cukup langsung masuk. Kita yang belum lunas malah kayak dipersulit,” tambahnya.

Ironisnya, menurut pengakuan mereka, untuk bisa ikut ujian saja seperti harus ‘membayar harga lebih’. “Kadang kita cuma dikasih uang jajan Rp50.000 berdua. Dan itu juga d tabungkan oleh kakanya yg bisa d ambil 1 thn sekali. Tapi tetap saja nggak bisa ambil kartu ujian. Kayaknya sih dibanding-bandingin gitu, yang bisa ikut ujian itu yang bisa bayar,” ucap salah satu siswi dengan nada kecewa.

Pihak sekolah sendiri, dalam hal ini Kepala Sekolah SMK Sehati, Apt. Debi Rianti, S.Farm., belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan perlakuan diskriminatif ini.

Sekolah yang beralamat di Area Perumahan Citra Swarna, Jl. Kawali, Desa Pancawati, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, ini diharapkan dapat memberikan kejelasan serta perlakuan yang adil kepada semua siswanya tanpa membedakan latar belakang ekonomi.

Hingga berita ini diturunkan, pihak keluarga maupun siswa masih menunggu penjelasan resmi dari pihak sekolah dan berharap tidak ada lagi perlakuan yang mempersulit siswa untuk mendapatkan haknya dalam pendidikan.

 

Red.; A.P

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *